07 November 2014

GEDUNG SMPN 2 (DULU : EUREPESE LAGERE SCHOOL/ ELS)

Gedung Europese Lagere School tahun 1930-an
Bangunan didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1917 sebagai ELS (Europese Lagere School) yaitu diperuntukkan anak-anak Eropa yang mengikuti orang tuanya tinggal di Purworejo. Bangunan tersebut terdiri dari tujuh ruang belajar, sebuah bangsal olahraga, serambi panjang menuju KM/WC dan gudang.
Bangunan  ini terletak ditengah, sedangkan disebelah utara terdapat bangunan baru bertingkat.
Sejak 17 Agustus 1946 diresmikan oleh Bupati Purworejo R. Moeritno Reksonegoro dipakai sebagai Sekolah Kabupaten.
Tanggal 21 Juli 1947 sekolah ditutup dan alat-alat penting diungsikan disebabkan terjadi clash pertama dan tanggal 1 September 1947 dirubah menjadi SMP Negeri 2 Purworejo sampai sekarang.

Sumber : Bidang Kebudayaan Dinas Dikbudpora Kab. Purworejo 

GEDUNG SMP N 1 (DULU HOLLANDS INDISCHE SCHOOL/ HIS)



Gedung HIS tahun 1934-an
Selesai dibangun pada tanggal 27 Juli 1934 yang dipakai untuk HIS (Hollands Indische School) sampai tahun 1947. Setelah itu dipakai oleh SMP Negeri 1 sampai sekarang.
Bangunan sekolah terdiri dari bangunan induk dan bangunan penunjang. Bangunan asli Adalah bangunan induk yang terdiri dari 8 ruang kelas, ruang BP, 1 ruang aula, kamar mandi dan WC.
Disamping bangunan tersebut dipakai sebagai sekolah, aula tersebut juga dipergunakan sebagai tempat hiburan siswa HIS.

Sumber : Bidang Kebudayaan Dinas Dikbudpora Kab. Purworejo

GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH (DULU : KANTOOR OTONOOM / KANTOR BESAR)

Gedung Setda Tahun 2014
Gedung Setda tahun 1950an
Pada masa kolonial, setelah berakhirnya perang Diponegoro pada tahun 1830, Kadipaten Bagelen dilepas dari kekuasaan kerajaan oleh VOC dan dijadikan daerah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda dengan status “GEWEST” atau “RESIDENTIE” (Karesidenan), dan sejak itu menjadi kota yang bersifat administrative. Sejak tahun 1830 hingga akhir Juli 1901 Kadipaten Bagelen masih berstatus sebagai Gewest atau residentie (karesidenan) dengan ibukota Purworejo.
Pada tahun 1928 daerah Jawa Tengah diangkat seorang Gubernur yang pertama yaitu P.J. Van Gulik dan daerah Jateng disebut Provincie Midden Java (Propinsi Jawa Tengah). Daerah-daerah yang dikuasainya yaitu daerah Karesidenan (Gewest) diubah menjadi lebih kecil, tetapi jumlah karesidenan diperbanyak. Daerah yang setingkat lebih kecil daripada Karesidenan (Residentie/Gewest) kemudian disebut Regenscap (Kabupaten). Kota Purworejo disamping berstatus sebagai ibukota Gewest Bagelen yang kemudian menjadi Afdeling Bagelen, juga merupakan afdeling lama yaitu Bestut Afdeling Purworejo diubah menjadi Kabupaten Purworejo.
Menurut latar belakang sejarah situasi politik pada masa itu, bahwa konsep kepemimpinan mempunyai latar belakang yang sama-sama mempunyai kepentingan legitimasi yaitu kepentingan kerajaan atau kepentingan kolonial. Hal ini menjadi pergeseran pada konsep pola tata kota yang dikembangkan kerajaan.. Pertimbangannya, jika penguasa di selatan arah hadapnya di selatan maka Bupati di pesisir utara menghadap ke utara.
Untuk kediaman penguasa kolonial diselatan menyesuaikan pola tata kota yang dibuat oleh penguasa tradisional, sedangkan pesisir utara penguasa tradisional menyesuaikan legitimasi penguasa kolonial.

Gedung Setda Kabupaten Purworejo dahulu di pakai sebagai rumah residen yang dibangun kurang lebih antara tahun 1893 – 1930 an. Rumah Residen ini terletak di sebelah selatan alun-alun sedangkan Pendopo Kabupaten terletak di sebelah utara alun-alun dan menghadap ke selatan.

Sumber : Bidang Kebudayaan Dinas Dikbudpora Kab. Purworejo
Foto : Koleksi Pribadi