15 April 2012

PUNDEN PERIGI BANYUURIP

Punden Perigi atau punden batu merupakan bangunan joglo kecil yang berukuran 3,2 m x 3,2 m berlantai ubin putih yang digunakan sebagi tempat pertapaan seorang pangeran yang berasal dari Majapahit (menurut babad Banyu Urip). Di dalam bangunan tersebut terdapat batu bekas tempat duduk Pangeran Joyokusumo, batu lutut, batu dakon, batu lumpang dan sebuah yoni sebagai tempat menampung air untuk membasuh muka (yang oleh sementara orang dipercaya dapat mendatangkan berkah). Pada sebelah barat punden Perigi terdapat bangunan berukuran 8 m x 16 m yang sering digunakan untuk pertunjukan wayang kulit oleh penduduk setempat sehabis panen musim kemarau. Pertunjukan tersebut merupakan ungkapan syukur masyarakat setempat atas keselamatan dan hasil panen yang diperoleh.

Kisah punden Perigi bermula dari terusirnya seorang pangeran dari kerajaan Majapahit. Pada waktu itu yang menjadi raja Majapahit adalah Hayam Wuruk. Dari selir, raja tersebut memiliki seorang putera bernama Pangeran Joyokusumo dan seorang putri bernama Galuhwati.
Suatu hari Raja mengadakan rapat besar yang dihadiri oleh para pejabat tinggi kerajaan dan sanak saudara raja, kecuali Pangeran Joyokusumo. Diutusnya Patih Gajahmada untuk mencari Pangeran tersebut. Ketika ditemukan Pangeran tersebut sedang mencari belalang untuk makan burung kesayangannya, yaitu burung puyuh atau gemak. Burung itu diberi nama si Kebrok. Karena kesaktiannya, maka burung tersebut sering diadu dengan burung lain. Konon si Kebrok dapat mengalahkan seekor harimau.

Dengan rasa marah Raja kemudian mengusir putranya Pangeran Joyokusumo. Dengan susah hati, Pangeran tersebut beserta adiknya yang masih kecil, yaitu Galuhwati meninggalkan Majapahit menuju ke arah barat. Siang malam kedua kakak beradik tersebut melintasi hutan belantara dan suatu ketika sampai di daerah ini. Karena kehausan, adiknya yaitu Galuhwati minta air. Seketika Pangeran Joyokusumo mencabut keris pusakanya yang bernama Kyai Dhalang (versi lain menyatakan bernama Panubiru) dan menancapkannya ke tanah sehingga keluar air. Air tersebut kemudian digunakan untuk minum dan mandi. Karena air itu menyegarkan kembali dan memberi kehidupan (urip) pada warga sekitarnya, maka daerah tersebut diberi nama Banyu Urip. Tempat pertapaan Pangeran Joyokusumo disebut Punden Perigi, yang berarti dimurugi (didatangi dari jauh yaitu Majapahit) menuju tempat itu.
Punden Perigi yang ada di desa Banyuurip kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo memiliki bentuk 4 persegi panjang, dengan kedua sisi panjang dibagian utara dan selatan , sedang sisi yang lebih pendek terletak dibagian barat dan timur dengan ukuran 10,6 m x 6,3 m. Keempat dinding teras disusun dari bongkahan-bongkahan batuan andesit dengan tebal 1,1 m dan tinggi 45 cm. Dimuka dinding selatan dari bangunan tersebut terdapat pohon kecacil yang sangat rindang. Disamping itu pula pada arah barat yang tidak jauh dari punden Perigi terdapat dua buah sumur tua yang oleh masyarakat setempat dinamakan Beji dan Pinatak. Yang oleh masyarakat sampai sekarang diyakini bahwa kedua air sumur itu bila dicampur dan dimasukkan pada yoni yang ada di Perigi dapat mendatangkan sawab/tuah bagi yang mempercayainya.

Situs ini berada pada koordinat 07045’46,9” LS dan 109000’22 BT


Jika Anda ingin memiliki buku komik Babad Banyuurip, silahkan klik disini.

Sumber : Drs. Eko Riyanto
Foto : Widiharto

06 April 2012

DOLMEN DI DESA DONOREJO, KALIGESING


Dolmen adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang (Wikipedia).

Dolmen yang terdapat di Dukuh katerban RT 7 RW 3 Desa Donorejo Kec. Kaligesing Kab. Purworejo ini memiliki diameter 150 cm, tinggi 90 cm. Bahan kuat dugaan dari batu kapur yang di bentuk sedemikian rupa.

Dolmen yang merupakan peninggalan manusia pada jaman Megalitikum ( abad IX hingga X) ini berada di pekarangan Bp. Sukirman.
Ketika kami kunjungi pada tanggal 3 April 2012 kondisi berlumut dan berada tepat di samping jalan desa. Konon kabarnya pada masa lalu dolmen ini sering dikunjungi masyarakat pada hari-hari tertentu. Namun seiring dengan pergeseran waktu hal tersebut tidak terjadi lagi.

01 April 2012

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TENTANG CAGAR BUDAYA

Informasi Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional tentang Cagar Budaya tahun 2012 yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah.

Batas waktu penyampaian naskah ditunggu sampai tanggal 20 April 2012 (cap pos). Untuk hadiah, tujuan pengiriman dan lainnya silahkan klik gambar disamping untuk memperbesar.