10 Maret 2021

Monumen Jenderal Ahmad Yani

Monumen
Jend. Ahmad Yani

PURWOREJO – Gubernur Jawa Tengah HM Ismail minta agar para pejabat di daerah “nguri-nguri” pahlawan dengan membangun tempat peringatan semacam monumen. Bangunan semacam itu dapat dijadikan pepeling bagi generasi penerus untuk meneladani para pendahulunya.

Hal itu dikatakan sesuai meresmikan monumen Jenderal Ahmad Yani di Purworejo, Minggu kemarin (8 Nopember 1992), hadir dalam acara itu Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Soerjadi, Ketua Pengadilan Tinggi Jateng Boris Harahap SH. Pembantu Gubernur wilayah Kedu Drs. Sutarno dan ibunda Jenderal Ahmad Yani, yaitu Ny. Wongsoredjo.

Gubernur mengatakan, almarhum Jenderal Ahmad Yani merupakan seorang prajurit yang patriotik dan konsisten dengan pendiriannya. “Sebagai salah seorang bekas anak buah beliau, saya tahu persis watak, sikap dan kegigihan almarhum” kata “Lurahnya” Jateng itu.

Dijelaskan monumen pahlawan merupakan bukti kebesaran bangsa kita. Melalui monumen, bangsa kita dapat menghayati dan meneladani kejuangan serta kepahlawanannya sebagai bekal melaksanakan pembangunan, “Dengan demikian, ada kesinambungan perjuangan dengan para pendahulu kita” tegasnya.

 PERPUSTAKAAN     

Prasasti Peresmian Monumen
Sebelumnya, Bupati Purworejo Drs. H. Goernito melaporkan, bangunan monumen Jenderal Ahmad Yani terletak di Kelurahan Kledungkradenan, Kecamatan Banyuurip di atas tanah seluas 0,8 hektare. Bangunan tersebut terdiri dari patung perunggu Jenderal Ahmad Yani setinggi 4,5 meter, patung seharga Rp. 50 juta karya seniman Yogyakarta Drs. Dunadi itu berdiri tegak menghadap arah tenggara dengan tangan kanan di pinggang belakang dan tangan kiri memegang tongkat komando.



Salinan Catatan Buku 
Agenda A. Yani, 18 Jan 1965 
Selain itu, di kompleks monumen terdapat ruang perpustakaan yang berisi buku-buku sejarah serta foto-foto perjuangan almarhum Jenderal Ahmad Yani semasa masih hidup. Sedang di bagian belakang dan samping patung dibangun tempat rekreasi. Monumen dibangun dengan dana sebesar Rp. 200 juta, berasal dari APBD II Rp. 135 juta, bantuan Mensos Rp. 50 juta dan APBD I Rp. 15 juta.

Peresmian monumen Jenderal Ahmad Yani kemarin diwarnai hujan deras dan angin kencang, sehingga mengakibatkan Gubernur HM Ismail batal memberikan pidato sambutan. Dengan basah kuyup, Gubernur didampingi Bupati Purworejo menandatangani prasasti dan meninjau lokasi monumen.

Dalam acara tersebut, hadir putra-putri almarhum. Yaitu Indriyah Ami Rulyati Yani (47),  Herliyah Emi Rudiyati Yani (45), Amliyah Umi Astagini Yani (44), Wedara Ani Andriani Yani (41) dan Irawan Sura Eddy Yani (34).



Artikel ini telah yang ditayangkan di Harian Suara Merdeka edisi Senin 9 November 1992. dengan beberapa penyesuaian.