02 Mei 2013

GAGAK HANDOKO


Areal Makam Gagak Handoko
Gagak Handoko merupakan Adipati Loano paling akhir wafat tahun 1836 dan merupakan senopati/prajuritnya Pangeran Diponegoro. Pada masa perang Diponegoro, berbagai tempat di daerah perbukitan Menoreh dijadikan ajang pertempuran. Semula perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap kolonial Belanda terbatas hanya di sekitar Tegalrejo Yogyakarta. Perang ini dimulai tanggal 20 Juli 1825. Pada babak pertama perlawanan pasukan DIponegoro berada di sekitar Yogya dan sekitarnya terutama Delanggu, Klaten, Kartosuro yang berlangsung antara tahun 1825-1826. Pertempuran akhirnya melebar ke wilayah barat yaitu disekitar Magelang khususnya di wilayah Menoreh pada tanggal 1 Januari 1827, sehingga sejak 1827 kawasan Menoreh menjadi daerah perlawanan pasukan Diponegoro. Perlawanapara pengikut semakin meluas sampai Purworejo dan Kebumen.
Makam Gagak Handoko berada dalam areal yang cukup luas dan bercampur dengan makam kerabatnya. Areal makam diberi cungkup yang di dalam cungkup makam, nisannya terbuat dari kayu jati dan terdapat inskripsi Jawa. Berdasarkan inskripsi yang ada menunjukkan nama orang yang dimakamkan, apabila diurutkan dari barat makam, nama orang yang dimakamkan adalah Kromodimuryo, Gagak Mitir, Nyai Gagak Mitir. Kemudian yang berada di tengah adalah Kyai Gagak Handoko yang ditutupi kain mori putih. Kemudian disebelahnya adalah para prajurit wanita yaitu Nyai Wedowati, Nyai Wilosrobo, Nyai Kililusi serta 2 (dua) makam tanpa nama.

Naskah : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Foto : Widiharto

PETILASAN SUNAN GESENG (Ki Cakrajaya)


Ki Cakrajaya atau Sunan Geseng adalah mubalig dari tanah Bagelen yang namanya terkenal bukan saja di wilayah tanah Bagelen namun juga tenar di wilayah Bantul Yogyakarta maupun di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Dalam Babad Demak, perihal Cokrojoyo digambarkan dalam tembang Dhandanggula. Petilasan Sunan Geseng berada di bukit di Desa Bagelen, tempat ini sering dikunjung peziarah yang kebanyakan adalah penderes kelapa. Lokasi ini dulu merupakan tempat Sunan Geseng bermeditasi. Jejak Sunan Geseng ditandai dengan sebongkah batu sedimentasi.
Foto : Widiharto