Monumen Jend. Ahmad Yani |
PURWOREJO – Gubernur Jawa Tengah HM Ismail minta agar para pejabat di daerah “nguri-nguri” pahlawan dengan membangun tempat peringatan semacam monumen. Bangunan semacam itu dapat dijadikan pepeling bagi generasi penerus untuk meneladani para pendahulunya.
Hal
itu dikatakan sesuai meresmikan monumen Jenderal Ahmad Yani di Purworejo, Minggu kemarin (8 Nopember 1992), hadir dalam acara itu Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI
Soerjadi, Ketua Pengadilan Tinggi Jateng Boris Harahap SH. Pembantu Gubernur
wilayah Kedu Drs. Sutarno dan ibunda Jenderal Ahmad Yani, yaitu Ny.
Wongsoredjo.
Gubernur mengatakan, almarhum Jenderal Ahmad Yani
merupakan seorang prajurit yang patriotik dan konsisten dengan pendiriannya.
“Sebagai salah seorang bekas anak buah beliau, saya tahu persis watak, sikap
dan kegigihan almarhum” kata “Lurahnya” Jateng itu.
Dijelaskan
monumen pahlawan merupakan bukti kebesaran bangsa kita. Melalui monumen, bangsa
kita dapat menghayati dan meneladani kejuangan serta kepahlawanannya sebagai
bekal melaksanakan pembangunan, “Dengan demikian, ada kesinambungan perjuangan
dengan para pendahulu kita” tegasnya.
PERPUSTAKAAN
Prasasti Peresmian Monumen |
Salinan Catatan Buku Agenda A. Yani, 18 Jan 1965 |
Peresmian
monumen Jenderal Ahmad Yani kemarin diwarnai hujan deras dan angin kencang,
sehingga mengakibatkan Gubernur HM Ismail batal memberikan pidato sambutan.
Dengan basah kuyup, Gubernur didampingi Bupati Purworejo menandatangani
prasasti dan meninjau lokasi monumen.